A Recipe for a Happy Life

日本での幸せライフレシピ

Etos Kerja Orang Jepang
(日本人の労働倫理)

Orang Jepang terkenal dengan etos kerja dan disiplin yang tinggi. Tak heran, etos kerja orang Jepang juga berdampak pada pesatnya pertumbuhan ekonomi dan teknologi di negeri Sakura. Meski sudah menjadi negara maju, tidak membuat masyarakat Jepang melupakan budaya yang berasal dari ajaran nenek moyangnya. Ajaran nenek moyang tentang prinsip hidup dan etos kerja masih dijunjung tinggi hingga saat ini. Hal ini juga diperkuat dengan fakta bahwa penduduk asli Jepang masih memegang teguh etika tersebut meskipun berada di negara lain. Bahkan, tidak sedikit warga negara yang tinggal di negara asing memiliki etika dan etos kerja yang dipengaruhi oleh masyarakat lokal di sana. Ada 5 filosofi prinsip hidup dan etos kerja yang umumnya dimiliki oleh orang Jepang.

Bertukar Kartu Nama (Meishi Kokan)

Praktik etos kerja ini biasanya dilakukan oleh para pekerja di Jepang dengan saling bertukar kartu nama saat rapat. Cara melakukan meishi kokan ini juga tidak boleh asal-asalan sehingga menimbulkan kesan saling menghormati antar sesama rekan kerja. Orang Jepang akan menerima kartu nama yang diberikan oleh kerabat kerja dengan menggunakan kedua tangan. Setelah itu, kartu nama harus dibaca dengan seksama dan mengkonfirmasi informasi yang diberikan kepada pemberi kartu nama. Kemudian, kartu nama sebaiknya disimpan di dompet atau diletakkan di atas meja, bukan ditaruh di saku baju karena terkesan tidak sopan. Etika yang baik dan kesan pertama yang positif penting saat bertemu rekan kerja baru. Saling menghormati antar sesama pekerja, baik kenalan baru maupun kenal lama, juga penting untuk menciptakan suasana kantor yang menyenangkan. Maka, sikap menerima kartu nama dari pekerja di Jepang patut untuk dicontoh agar hubungan dengan rekan kerja baru bisa semakin terjalin dengan lancar.

Ikigai

Ikigai memiliki arti atau istilah untuk mewujudkan ide kebahagiaan dalam hidup. Atau bahasa lain, bahwa Ikigai adalah konsep kebahagiaan di tempat kerja. melambangkan keseimbangan dalam empat faktor yang mempengaruhi kepuasan dan motivasi seseorang, yaitu passion, keahlian, permintaan dan nilai.

Prinsip ini adalah keseimbangan antara apa yang merupakan keterampilan, apa yang bisa menjadi sarana untuk menghasilkan uang, dan apa yang dibutuhkan dan diminati dunia. Meskipun orang Jepang terlihat sangat senang bekerja, bukan berarti semua orang menjadikan pekerjaan sebagai ikigai mereka. Ikigai adalah proses panjang untuk mencapai kepuasan dan memberi makna pada tujuan hidup. Pencapaian akhir dari konsep ini tidak selalu soal materi, tetapi bagaimana membuat kita merasa bahagia dan termotivasi setiap saat.

Kaizen

Kaizen memiliki arti “perbaikan berkelanjutan”. Istilah ini mengacu pada kehidupan kita yang harus difokuskan pada upaya perbaikan terus-menerus. Kaizen biasanya identik dengan konteks bisnis, dimana sebuah bisnis atau perusahaan harus terus berkembang dan mengevaluasi secara berkesinambungan. Namun, prinsip kaizen juga bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari lho!

Kaizen mengajarkan kita untuk terus menerus mengembangkan kemampuan dan melakukan perbaikan dalam segala hal yang kita rasa masih kurang.

Keishan

Tidak jauh berbeda dengan prinsip kaizen, keishan juga menekankan filosofi terus menerus meningkatkan kemampuan seseorang. Namun yang membedakan prinsip keishan dengan kaizen adalah prinsip ini lebih menekankan pada faktor kreativitas, produktivitas, dan kemampuan berinovasi. Kemampuan untuk dapat menciptakan ide-ide kreatif dan inovasi saat ini tentu menjadi aset yang tak ternilai.

Oleh karena itu, penting bagi masyarakat saat ini untuk dapat menerapkan prinsip keishan ini. Cara mengasah kemampuan ini juga tidak terlalu sulit. Dibutuhkan tekad yang konsisten untuk mengasah otak dan berdiskusi dengan rekan kerja yang memiliki pola pikir dan ingin mencapai tujuan yang sama. Teruslah mencari inspirasi dengan membaca artikel baru atau media apapun yang bisa ditemukan di internet atau koran.

GLOBAL BUSINESS NETWORK
Official Facebook Page

Site Map