A Recipe for a Happy Life

日本での幸せライフレシピ

Pola Pikir Orang Jepang
(日本人の考え方)

Orang Jepang terkenal dengan cara berpikirnya. Cara berpikirnya yang dinamis dan santai membuat negara ini menjadi negara maju. Mereka mencintai perdamaian dan bekerja keras. Mereka tidak mengeluhkan kondisi negaranya apalagi setelah Perang Dunia II berakhir. Mereka tetap berpikir positif dalam kondisi apapun. Bagaimana cara berpikir orang Jepang? Yuk simak selengkapnya.

Ganbatte

Pola pikir orang Jepang pertama mengacu pada frasa “ganbatte” yang berarti “lakukan yang terbaik!”. Orang Jepang dikenal sangat menghargai kerja keras orang lain, dan juga dikenal memiliki sifat tangguh dan pantang menyerah. Itulah mengapa ungkapan “ganbatte” menjadi salah satu yang paling populer karena mengacu pada ungkapan menyemangati orang lain.

Shoganai

Shoganai adalah ide penting di Jepang yang dapat diterjemahkan “apa boleh buat” Ini adalah filosofi atau strategi bahwa beberapa hal yang di luar kendali Anda dan Anda telah mengupayakan yang terbaik.

Shoganai digunakan untuk menggambarkan berbagai fenomena sosial di Jepang termasuk kemampuan negara tersebut untuk bangkit kembali dari keterpurukan. Orang-orang tidak banyak mengeluh bahkan di bawah tekanan. Ini juga dapat digunakan untuk menjelaskan hal-hal negatif seperti ketidaktertarikan orang pada politik yang memungkinkan politisi untuk mengimplementasikan hal-hal yang sangat tidak populer.

Giri & Ninjo

Giri & Ninjo dapat diterjemahkan sebagai Kewajiban & Emosi. Giri adalah tugas Anda karena pekerjaan, keluarga dan hubungan interpersonal. Misalnya, seorang pelayan memiliki tugas untuk memberikan standar layanan pelanggan yang tinggi. Jika pelanggan sulit, pelayan mungkin merasakan emosi marah tetapi tugas harus selalu didahulukan. Memprioritaskan kewajiban ini sulit, oleh karena itu tema ini sering menjadi tema dari banyak drama Jepang. Ini juga merupakan masalah nyata yang dihadapi orang setiap hari. Dalam budaya Jepang, kewajiban selalu didahulukan. Jadi walaupun kita mengalami masalah di lingkungan kerja yang mungkin membuat kita merasa tidak enak, kita tetap harus profesional dengan berpegang teguh bahwa menjalankan tanggung jawab dan tugas kita adalah nomor satu.

Genki

Genki adalah kata umum dalam bahasa Jepang yang dapat diterjemahkan sebagai kesehatan, antusiasme, kekuatan atau energi. Ini merangkum gagasan kesehatan dan antusiasme dalam satu konsep.

Mottainai

Mottainai adalah perasaan menyesal karena membuang sesuatu. Sebagai pulau yang kaya akan sumber daya alam, Jepang secara historis memiliki keengganan yang kuat untuk menyia-nyiakan apa pun. Etika ini bisa dikatakan memudar karena kebiasaan boros Jepang modern. Namun demikian, mottainai masih merupakan ide yang kuat di Jepang meskipun praktiknya sedang memudar. Kebanyakan orang dapat menceritakan kisah tentang bagaimana seorang kerabat yang lebih tua seperti nenek menghindari mottainai dengan memperbaiki barang dan mendaur ulang barang-barang seperti kimono.

Kawaii

Sebagian dari Anda yang familiar dengan budaya Jepang mungkin sudah tidak asing lagi dengan ungkapan yang satu ini. Bagaimana tidak, ungkapan “kawaii” sudah sangat terkenal, bahkan orang non-Jepang mungkin sering menyemburkan ungkapan ini sekali atau dua kali. Kawaii biasanya digunakan untuk mengungkapkan hal-hal yang dianggap imut atau imut.

Honne & Tatemae

Honne & Tatemae adalah salah satu hal yang perlu diketahui orang asing untuk memahami pola pikir orang Jepang. Honne dapat diterjemahkan sebagai “opini yang benar”, dan tatemae adalah “wajah publik”. Tatemae adalah menyembunyikan pendapat Anda yang sebenarnya untuk memastikan keharmonisan sosial. Mengkritik seseorang dalam situasi sosial sangat tidak biasa di Jepang. Akibatnya, orang Jepang cenderung menyampaikan kritik dengan cara yang berbelit-belit dan Anda perlu membaca yang tersirat untuk memahami maksudnya.

Jishuku

Jishuku adalah jenis berkabung yang sering diterjemahkan “menahan diri.” Ini adalah periode refleksi setelah kehilangan orang yang dicintai yang dapat berlangsung beberapa bulan atau lebih. Jishuku adalah salah satu jenis perasaan duka yang biasanya terkait dengan kebiasaan menutup diri. Selama orang Jishuku menahan diri dari kegemaran diri. Jepang juga dikenal menyelenggarakan Jishuku di tingkat nasional setelah tragedi besar seperti gempa bumi yang menelan banyak korban jiwa. Jisuku di tingkat nasional biasanya berarti pembatalan festival dan acara menyenangkan lainnya.

Bureiko

Bureiko adalah istilah Jepang untuk melanggar aturan yang cenderung terjadi di pihak perusahaan yang dikenal sebagai nomikai. Perusahaan-perusahaan Jepang secara tradisional dikelola dengan struktur hierarkis yang kaku yang tidak memungkinkan ide-ide mengalir dengan bebas.

Otsukaresama Deshita

Frasa ini merupakan salah satu cara untuk mengekspresikan selamat malam setelah selesai bekerja. Di Jepang, ungkapan ini dianggap sebagai pujian bagi seseorang yang telah bekerja keras dan merasa lelah. Otsukaresama Deshita juga merupakan cara yang umum untuk mengatakan cheers dalam bahasa Jepang.

Itulah beberapa pola pikir orang Jepang yang cukup unik dan menunjukkan bahwa mereka menghargai orang lain. Bagaimana pendapatmu tentang pola pikir mereka?  Nah, kamu bisa adaptasi pola pikir mereka yang positif ini di kehidupan sehari-hari.

GLOBAL BUSINESS NETWORK
Official Facebook Page

Site Map